tulisan terakhir, untukmu.
Mungkin ini
tulisan terakhir ku d blog, menceritakan tentang kamu, kasihku.
Aku pun tidak
tahu, apakah kamu masih menyempatkan waktumu utk membaca tulisan ku seperti
dulu.
Kasihku,
Aku menerima
mu sebagai pasangan dulu, karena kamu bilang kamu bahagia dan nyaman bersamaku,
kini jika kebahagiaan dan kenyamanan itu tak lagi berada di aku. Maka aku
relakan kamu pergi. Asalkan kamu bahagia. Adanya aku dihidupmu untuk membuatmu
bahagia. Jika yg ku lakukan tak lagi membuatmu bahagia. Aku pergi dari hidupmu.
Intinya, aku hanya ingin kamu bahagia. Bahagia bersamaku atau pun tanpaku.
Apapun yg
telah terjadi. Satu hal yg harus kamu tahu “Senang bisa mengenal orang
sepertimu”.
Walaupun
kenyataan takdir kita berbeda. Ternyata aku dan kamu tidak ditakdirkan di
lembar yang sama lagi.
Berat rasanya
kalau mau menerima hal yg tdk kita inginkan terjadi. Tapi akan lebih terasa
berat lagi jika harus memaksakan keadaan. Jadi jalan satu satunya harus bisa
menerima semua yg terjadi, harus bs ikhlas menghadapi ini semua.
Apapun yg kita
mulai, akan kita akhiri. Dan akhir adalah awal dr pertemuan lagi.
Sama sekali,
tdk pernah terfikirkan olehku kisah kita hanya seperti ini. Tapi sama sekali
aku tidak menyesal memilihmu dahulu sebagai pasangan dan merelakanmu tidak lagi
sbg pasangan. Aku sama sekali tidak menyesal menjalani kisah kita. Banyak hal
yg ku dapatkan dari orang seperti kamu. Apapun yg orang katakan tentang dirimu
aku tak peduli. Aku mengenalmu. Aku tahu siapa kamu. Jadi biarkanlah orang
berkata sesukanya. Toh tak ada manusia yg sempurna dan semua manusia bisa
berubah menjadi lebih baik.
Awalnya. Sedikit
kecewa mendengar hal-hal yg sebenarnya tidak ingin ku dengarkan. Mengetahui,
hal-hal yg tidak ingin ku tahu. Tapi jalannya mungkin seperti ini. Agar aku
lebih berbesar hati dan berlapang dada.
Dulu aku
pernah kehilangan dan kini aku harus siap.
Kadang aku
merasa ini tidak adil, ketika aku masih memiliki perasaan kepadamu sedangkan
kamu malah menghapus perasaan itu dan menghadirkan perasaan lain. Ketika aku
berjuang dan mempertahankanmu, kamu memilih menyerah. Tapi aku tau ada hikmah
di balik semua ini.
Aku tidak
ingin berlarut-larut dalam keadaan ini. Sedih? Itu sudah pasti. Semua orang
juga akan sedih kehilangan orang yang dia sayang. Tapi tak ada sedih yg abadi.
Kesedihan ini akan ku akhiri. Aku ingin segera bangkit menyambut uluran tangan
orang-orang disekitarku. Yang sudah pasti tak lagi ada uluran tangan darimu.
Dulu aku
sempat menulis satu cerita seperti novel tapi cerita itu tak kunjung usai ku
tulis, kini begitu aku tahu akhirnya sudah jelas. Mungkin cerita itu tak akan
aku sambung lagi. Cukuplah menjadi cerita di draft yang tak perlu ada yang
membacanya selain aku.
Maaf, untuk
saat ini aku belum bisa menjadi temanmu seperti yg kamu inginkan berteman
denganku kembali. Bukan, bukan krn aku tidak mau. Hanya saja aku butuh waktu
untuk mengobati sakit yg aku rasakan. Ketika sakit ini sembuh. Aku akan kembali
menjadi temanmu lagi seperti sebelum kita bersama. Aku janji. J
Kini aku tak
lagi berhak utk mendapat kabar darimu perhatian dan waktumu. Oleh sebab itu aku
menitipkanmu kepada pemilik dunia ini Allah SWT. Aku menitipkan dirimu padaNya,
krn aku sudah takkan ada lagi di dekatmu. Ku kembalikan perasaan sayang ini
kepada pemilikNya Allah SWT. Tempatkanlah perasaanku ini dimana seharusnya dia
berada. Aamiin.
Tuhan, yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan yg maha Menjaga.
Aku titipkan
dia lelaki yg aku sayang kepadamu. Jagalah dia dimanapun dia berada. Bimbinglah
dia agar selalu berada di jalanMu. Jgn pernah tinggalkan dia. Lindungi dia. Bila
kelak dia membutuhkanku, adakan aku untuknya. Aamiin.
Aku ingin
membingkai kisah kita semua yg tlah kita lalui, semua hal yg kau berikan semua
hal yg kau lakukan untukku semua pengorbanan demi aku dulu hingga akhirnya kau
menyerah padaku dan akan ku beri nama kisah kita “kenangan”.
Kenangan,
pergilah menjauhlah dariku.
Mulai hari
ini aku akan melangkah ke depan, tak lagi berdiam diri tak lagi menoleh ke
belakang.
Selamat
tinggal kasihku, Muhammad Iqbal.
Komentar